LAPORAN KUNJUNGAN USAHA
“TENUN KAIN SONGKET”
Dosen Pengampu : Umi Aniroh,
S.Kep., Ns.
Oleh
:
Nama
: Yeni Sartika
Prodi
: PSIK (Semester II)
NIM
: 010113a125
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
2013/2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Profil
usaha
Nama
: ibu sumini
Alamat
: Dusun keloka,desa batujai ,kecamatan praya barat,NTB
Umur
: 39 tahun
Agama
: islam
B.
Identitas
usaha
Tenun songket merupakan hasil kerajinan
tangan asli Indonesia,kain songket menjadi salah satu daya tarik bagi para
wisatawan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Oleh karena itu banyak
sekali tempat-tempat pelestarian kerajinan songket di berbagai daerah penghasil
kerajinan ini di Indonesia.
“Kain Songket Ibu Sumini” merupakan
salah satu tempat penghasil kain songket khas sasak dengan berbagai motif.
Tempat pembuatan songket ini memang belum di berikan nama yang pasti,tetapi
para warga biasa menyebutnya dengan “Kain Songket Ibu Sumini’.
C.
Sejarah
usaha
Membuat kerajinan tenun songket sudah turun
temurun dilakukan oleh keluarga ibu sumini. Beliau mengatakan bahwa sebelumnya
beliau juga tidak bisa membuat tenun songket,karena di daerah asal beliau sudah
tidak ada yang membuat tenun songket,tetapi setelah menikah,di daerah suami ibu
sumini semua wanita di wajibkan untuk bisa menenun kain songket,sehinga ibu
sumini pun belajar dari sang ibu mertua hingga menjadi sangat terampil seperti
sekarang ini. Mulanya ibu sumini hanya membuat kain songket untuk di gunakan
oleh anggota keluarga ketika ada upacara adat ataupun pernikahan,karena melihat
hasil tenun ibu sumini dengan motif yang sangat bagus, kemudian salah seorang
keluarga ibu sumini meminta untuk di buatkan kain songket, ibu sumini kemudian
membuatkan songket untuk keluarganya tersebut tanpa berfikir untuk
menjualnya,tapi keluarga ibu sumini malah membayar kain songket itu,dan
mengatakan bahwa teman dari keluarga ibu sumini tersebut juga ingin di buatkan
songket,begitulah kemudian kain songket buatan ibu sumini mulai terkenal dari
mulut ke mulut.
D.
Lokasi
Lokasi usaha ibu sumini ini bertempat di
rumah ibu sumini sendiri,yaitu di Dusun Keloka Desa Batujai Kecamatan Praya
Barat,NTB. ibu sumini melakukan atau membuat kain songket di beranda depan
rumahnya,disana cukup untuk menampung 4-5 pembuat kain songket.
E.
Status
usaha
Usaha kain songket milik ibu sumini ini
merupakan usaha milik sendiri,karena ibu sumini membuat kain songket dengan
peralatan sendiri dan membeli semua bahan-bahan untuk membuat kain songket
sendiri,dan pembuatannya pun dilakukan di rumah beliau.
F.
Pemilik
modal
Untuk modal,ibu sumini tidak memerlukan
modal yang besar untuk membuat kain songket,untuk modal awal ketika ibu sumini
pertama kali membuat songket di dapat dari hasil bekerja disawah selama
beberapa hari,kemudian ibu sumini bisa membeli benang dan bahan-bahan lain
untuk membuat kain songket,modal pertama ibu sumini ini hanya sekitar Rp100.000,
sedangkan untuk peralatan merupakan pemberian dari ibu mertua beliau.
G.
Kronologis
Status usaha dan perubahan manage
Ibu sumini mulanya tidak terfikirkan
untuk membuat usaha songket ini,tapi melihat banyaknya orang-orang yang memesan
songketnya,ibu sumini menjadi terarik untuk menekuni usahanya ini,disamping itu
kebutuhan keluarga yang mendesak juga membuat ibu sumini melihat usaha songket
ini menjadi suatu usaha yang menjanjikan.
H.
Susunan
pengurus
Kepengurusan usaha tenun songket ibu
sumini di bantu oleh pak karim,yaitu adik ipar dari ibu sumini yang berprofesi sebagai
guide. Pak karim yang nantinya akan mengurus kain-kain songket tersebut hingga
sampai ke tangan para wisatawan. Ibu sumini yang mengkoordinir ibu-ibu lain
untuk membuat songket sesuai dengan pesanan,kemudian akan di kirim pada pak
karim untuk di jual pada para wisatawan Tapi juga terkadang ibu sumini sendiri
yang mengurus semuanya apabila songket
di pesan langsung pada ibu sumini oleh para warga sekitar. Sedangkan untuk
hasil penjualan maupun pengeluaran sepenuhnya di pegang dan di kelola oleh ibu
sumini sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Produksi
1.
Produksi
utama
Produksi utama dari kain songket ibu
sumini adalah kain songket khas asli suku sasak seperti ragi
genep,pelangi,bangket,bintang,wayang,erang-erang dan lain sebagainya dengan
berbagai motif dan warna yang sangat khas.
2. Produksi sampingan
Produksi sampingan dari usaha ibu sumini ini adalah
selendang songket dan kain tenun ikat atau biasa di sebut dengan sabuk.
Selendang yang di buat bisa di pesan sesuai dengan songket atau menjadi
pasangan songket,atau bisa juga hanya selendang saja. Kemudian untuk kain tenun
ikat atau sabuk terdiri dari dua macam yaitu sabuk kedogan dan sabuk anteng.
Sabuk kedogan adalah sabuk dengan warna dasar putih dengan garis-garis
merah,orange,dan hijau,sabuk jenis ini biasa di gunakan oleh orang-orang
dewasa. Sedangkan sabuk anteng adalah sabuk dengan warna dasar merah gelap atau
merah maroon dengan garis-garis putih,hijau,dan orange,sabuk jenis ini biasa di
gunakan atau di padukan dengan baju adat khas sasak yaitu lambung.
3. Produksi perbulan
Ibu sumini bisa membuat 1-2 kain songket dalam waktu
dua minggu tergantung dari mudah dan sulitnya motif kain songket yang di buat.
Dengan di bantu oleh anaknya kini ibu
sumini bisa menghasilkan kain songket rata-rata 5-7 kain songket setiap bulannya.
4. Masa
produksi
bu sumini dan ibu-ibu lain rata-rata setiap hari menenun selama enam
jam,tapi apabila sedang tidak ada aktivitas lain seperti bekerja di sawah,maka
mereka dapat menenun hingga delapan jam dalam sehari,yang di mulai dari jam
delapan pagi sampai dengan jam lima sore.
B. Pemasaran
1.
Pangsa
pasar
Yang menjadi sasaran usaha dalam
penjualan kain songket ini adalah para warga dan wisatawan,untuk para warga
biasanya dapat memesan langsung dan memilih sendiri motif maupun jenis kain
songket yang diinginkan. Sedangkan untuk para wisatawan biasnya kain songket
akan di jual sendiri oleh ibu sumini ke agen atau ke art shop yang sering di
kunjungi oleh wisatawan, dan harganya pun bias lebih tinggi.
2.
Rencana
pembangunan pemasaran
Ibu sumini berencana untuk memperluas
usaha kain songketnya dengan mengajak para ibu-ibu rumah tangga sekitar untuk
membuat kain songket. Rencana ini diperkirakan oleh ibu sumini dapat menambah
penghasilan dari usaha tenun songketnya,di samping itu juga bisa memberikan kegiatan
bagi ibu-ibu rumah tangga yang biasanya hanya diam di rumah tanpa ada
penghasilan. Dan rencana ini sudah di mulai ibu sumini sejak dua bulan lalu.
Tiga orang ibu rumah tangga di dekat rumah ibu sumini kini juga membuat kain
songket,kemudian kain songket yang mereka buat akan di jual pada ibu
sumini,yang kemudian nantinya akan di beli oleh agen dengan harga yang lebih
tinggi.
3.
Media
atau agen
Dalam memasarkan kain songketnya ibu
sumini di bantu oleh adik iparnya yang bernama Pak Karim. Pak karim adalah
seorang guide yang sering membawa tourist ke dusun ibu sumini untuk
memperkenalkan adat istiadat sasak di dusun tersebuat,dan para tourist sangat
tertarik dengan kain songket. Biasanya pak karim akan memesan songket sekitar 1
sampai 2 bulan dalam jumlah yang banyak sebelum membawa tourist atau biasa di
sebut tamu oleh ibu sumini.
C.
Kapasitas produksi
Denga adanya pak karim sebagai agen
dalam pemasaran,dan ibu-ibu atau para tetangga yang membantu dalam pembuatan songket,ibu sumini bisa
menjual rata-rata 20 kain songket setiap bulannya. Kain songket ibu sumini di
beri harga sesuai dengan tingkat kesulitan motif dan harga bahan-bahan yang di
gunakan. Misalnya seperti songket erang-erang bisa di hargai sekitar Rp300.000, dengan panjang
kain songket sekitar empat meter. ibu sumini akan membeli kain songket dari
ibu-ibu rumah tangga atau tetangganya seharga Rp270.000. harga benang yang di
gunakan untuk membuat songket jenis ini biasanya lima puluh sampai dengan enam
puluh lima ribu. untuk satu buah kain songket motif erang-erang ibu sumini bisa
memperoleh keuntungan sekitar Rp30.000 ,sehingga untuk 20 kain songket ibu
sumini bisa memperoleh sekitar 600.000 setiap bulannya. Jenis kain songket yang
paling mahal adalah Keker,untuk satu
buah kain songket jenis ini bisa dijual seharga p500.000,karena motif ini
diaggap adalah yang paling rumit dan bahannya paling banyak daripada jenis yang lain.
D.
Analisis prinsip-prinsip usaha
Berdasarkan
dari pembahasan mengenai usha ibu sumini diatas,Prinsip-prinsip usaha yang
munngkin di terapkan oleh ibu sumini adalah:
1. Memulai
suatu usaha harus di mulai dari nol
Ibu
sumini benar-benar memulai usahanya dari nol,baik dari keterampilan maupun
modah materi yang digunakan untuk membuat songket pertamanya.
2. Ketekunan
Ketekunan
ibu sumini dalam membuat kain songket telah membawanya sebagai seorang penenun
da penjual songket yang professional,dengan kemauan dan tekad kuat ia belajar
untuk embuat kain songket dari ibu mertuanya.
3. Keterampilan
sangat di butuhkan dalam berwirausaha
Tanpa
adanya keterampilan,ibu sumini tidak akan bisa membuat kain songket khas sasak
yang memiliki motif-motif yang bagus dan unik.
4.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
Sebagai
seorang ibu rumah tangga ibu sumini tentu memiliki bnayak sekali kebutuhan,dari
uang untuk belanja kebutuhan rumah sampai dengan uang jajan anak-anaknya.
Dengan membuat kain songket ibu sumini
bisa membantu suami memenuhi kebutuhan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha kain songket merupakan suatu usaha
yang tidak hanya untuk menghasilkan materi saja,tapi di samping itu juga dapat
melestarikan budaya peninggalan nenek moyang. Pembuatan kain songket sudah
dilakukan secara turun temurun,yang mulanya hanya di gunakan sebagai pakaian
adat suku sasak saja,kini sudah bisa pula di kenal di mancanegara,dan tentunya
juga memberi penghasilan bagi para pengrajinnya.
B. Saran
1.
Pemerintah harus lebih memperhatikan kain
tenun songket Lombok sebagai salah satu budaya Indonesia yang harus di
lestarikan,karena selama ini pemerintah daerah maupun nasional belum memberikan
modal bagi pengembangan usaha kain songket.
2.
Para pengrajin songket diharapkan untuk
dapat menurunkan atau meneruskan tradisi pembuatan kain songket khas sasak ini
secara turun-temurun dari generasi ke generasi agar tidak punah di telan zaman.